Kamis, 05 Agustus 2010
HERBIVORA GOES TO UJUNG KULON
Herbivora kembali melakukan ekspedisi global, hal menarik untuk dikenang dan diabadikan seumur hidup. tim yang terdiri dari dari 5 orang (Dendy 5, Surya 7, peni 7, Resty 7, dan ucil 7)dapat menyelesaikan tugas pendataan satwa herbivora yang berada di resort karangranjang dan cibunar.
Satwa yang ditemukan antara lain badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus), banteng (Bos javanicus javanicus), rusa (Cervus timorensis russa), kijang, babi hutan (Sus Scrofa), jelarang, bajing, dan kancil (Tragulus javanicus). motode yang dipakai adala transek jalur dan Concentration Count.
Banyak hal yang didapat dari ekspedisi global ini, dari ketenangan batin maupun kesenangan dalam pengamatan. ekspedisi ini bermaksud untuk melakukan pendataan satwa yang ada di taman nasional ujung kulon dan mementoring data tiap tahun untuk menjadi pembanding, apakah mengalami meningkat atau penurunan.
Rabu, 28 April 2010
Sajak Sang Badak Kecil
aku penghuni belantara sunyi
aku membutuhkan keheningan
untuk berdiam diri.
dengan penciumanku yang tajam
aku menghindari setiap perjumpaan,
tentu saja dangan manusia.
selama ini aku diburu
karena culaku yang mempesona
siapa saja.
kau tahu?
untuk mendapatkan cula itu
tentu saja harus menjeratku
atau menembakku
dan setelah itu
tubuhku tidak bergerak
dan nafasku tersedak.
kau tahu apa yang terjadi setelah itu?
aku makin sulit dicari
aku makin sedikit di bumi,
padahal engkau juga tahu,
kalau aku spesies kunci,
kunci keberadaan kawan-kawanku
ada di ala mini
oleh karena itu
cintailah aku
selamtkanlah aku
badak kecil yang terdesak dan tercampak
Karya : Fatkhurrahman A. K.
18 April 2009
Rabu, 21 April 2010
KOMIK
Dalam setiap kegiatan, alangkah baiknya ada sebuah dokumentasi. Salah satu dokumentasi yang menarik yaitu foto. Foto-foto jika dibuat sebuah desain misalkan konsep "comic" menjadi lebih menarik. Pilihan model desain sesuai keinginan kita. Jika kita suka dengan yang humoris, komik bisa dibuat dengan kata-kata lucu. Komik dibuat sesuai dengan tema yang di ambil. jadi biar sesuai dengan foto dan desainnya. Namanya aja hiburan, jadi harus bisa dibuat menarik dan berkesan. He...
Salam Fauna!
(bospory)
Minggu, 18 April 2010
KEGIATAN DKH UNTUK EKSPLORASI CIKEPUH
JADWAL KULIAH HERBIVORA 2010
No. | Mata Kuliah | Tanggal Pelaksanaan | Tempat |
1. | Pengenalan satwa | Minggu, 25 april 2010 pukul 8 pagi | Pojok mipa |
2. | Metode Pengamatan | Minggu, 2 mei 2010 pukul 8 pagi | Shelter kampus "vicky anggriawan" |
3. | Analisis Metode | ||
4. | Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah | Minggu, 9 mei 2010 pukul 8 pagi | Shelter kampus "vicky anggriawan" |
5. | Proposal dan Laporan | ||
| | | |
JADWAL PRAKTIKUM HERBIVORA 2010
No. | Mata Kuliah | Tanggal Pelaksanaan | Tempat |
1. | Metode pengamatan Satwa | Minggu, 2 mei 2010 pukul 8 pagi | Shelter kampus "vicky anggriawan" |
2. | Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah | Minggu, 9 mei 2010 pukul 8 pagi | Shelter kampus "vicky anggriawan" |
3. | Pengenalan Jejak | Minggu, 25 april 2010 pukul 8 pagi | Pojok mipa |
Sabtu, 17 April 2010
BADAK JAWA
Sejak tahun 1962, WWF telah memulai penelitian terhadap populasi Badak Jawa di Ujung Kulon dengan dukungan ahli Dr. Rudolph Schenkel. Saat ini penelitian tentang Badak Jawa masih terus dilakukan dan diarahkan untuk memperoleh informasi penting tentang pola perilaku, distribusi, migrasi, populasi,sex ratio, dan keragaman genetik.
Selain dari penelitian dan dukungan terhadap patroli anti perburuan Badak Jawa , WWF-Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon juga memfokuskan kegiatannya pada upaya manajemen habitat dengan harapan habitat yang terjaga akan dapat mempertahankan populasi yang tersisa. Upaya-upaya ini termasuk menurunkan ancaman kegiatan illegal seperti perambahan dan perburuan, mengurangi tumbuhnya spesies tanaman pengganggu (Arenga spp) dan kompetisi lahan antara badak dengan banteng (Bos javanicus), serta meningkatkan ketersediaan tumbuhan pakan badak.
Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Seekor Badak Jawa yang tertangkap olehcamera trap di Taman Nasional Ujung Kulon © WWF-Indonesia/Ujung Kulon Project |
- Umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman.
- Hanya memiliki satu cula, dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil sekali pada betina.
- Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 - 2300 kg dengan panjang tubuh sekitar 2 - 4 m.
- Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m.
- Kulitnya memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja.
- Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit.
- Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut.
- Badak termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri).
Populasi dan Distribusi Badak Jawa
Badak Jawa pernah hidup di hampir semua gunung-gunung di Jawa Barat, diantaranya berada hingga diatas ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut. Pada tahun 1960-an, diperkirakan sekitar 20 sd 30 ekor badak saja tersisa di TN Ujung Kulon. Populasinya meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 1967 hingga 1978 setelah upaya perlindungan dilakukan dengan ketat, sebagian dilakukan dengan dukungan dari WWF-Indonesia. Sejak akhir tahun 1970-an, jumlah populasi Badak Jawa tampaknya stabil. WWF-Indonesia memperkirakan populasi Badak Jawa di Ujung Kulon berada dalam kisaran 26 - 58 individu dengan nilai rata-rata 42 ekor (data tahun 2000).
RUANG LINGKUP DIVISI KONSERVASI HERBIVORA
Cakupan satwa herbivora yang dipelajari meliputi ordo ungulata. Ungulata (hewan berkuku) adalah beberapa kelompok mamalia yang menggunakan ujung kuku untuk menahan berat badannya sewaktu bergerak. Kelompok ini terdiri dari beberapa ordo, yaitu : Perissodactila, Artiodactyla, Rodentia, dan Proboscidea.
Anggota bangsa ini adalah mamalia herbivora besar dengan satu atau tiga jari pada masing-masing kaki, masing-masing dengan teracak yang keras (kecuali tapir yang mempunyai empat jari pada kaki depan). Lambungnya agak kecil dan sederhana, sedangkan caecum-nya besar. Perissodactila meliputi kuda, zebra, dan badak. Kuda dan zebra mempunyai satu jari berteracak, sedangkan badak dari suku Rhinocerotidae mempunyai tiga jari bertelacak.
Suku Rhinocerotidae merupakan suku badak. Tubuh badak besar dan pendek gemuk; tungkai pendek dan kuat dengan tiga jari masing-masing kaki; dan juga satu atau dua cula yang berbentuk dari rambut yang mengeras pada bagian atas moncong.
Artiodactyla
Ungulata berteracak genap adalah mamalia terestrial dengan dua jari berteracak fungsional dan dua jari semu kecil pada masingmasing kaki. Jari-jari semua terletak di atas jari-jari utama, kecuali pada babi. Sebagian besar jenis hanya memakan bahan tumbuhan. Lambungnya agak besar dan rumit, dengan 2 atau 3 ruang pada babi, 3 pada pelanduk, dan 4 pada jenis lainnya. Artiodactyla memiliki beberapa suku, yaitu : Suidae (Babi), targulidae (Pelanduk), Cervidae (Kijang dan rusa), dan Bovidae (kambing, kerbau, sapi).
Suku Suidae merupakan suku babi. Babi mempunyai gigi seri pada rahang atas dan bersifat omnivora, termasuk memakan binatang lainnya. Suku ini terdiri dari beberapa spesies, yaitu babi hutan (Sus scrofa), babi berjenggot (Sus barbatus), dan babi ternak (Sus domesticus).
Suku tragulidae pelanduk adala sebangsa rusa berukuran kecil yang hidup di hutan, mempunyai tungkai ramping dan tanpa tanduk. Punggung sangat melengkung. Ada individu yang dilaporkan mempunyai tanduk, tetapi mungkin sebenarnya gigi taring panjang yag menonjol ke luar dari mulut dari rahang atas binatang jantan.
Suku Cervidae merupakan salah satu satwa herbivora yag mempunyai rangga khas. Yang biasanya tanggal kemudian tumbuh kembali dalam interval yang teratur (mungkin setiap tahun). Rangga ini masih merupakan tonjolan tulang pada tengkorak dan tumbuh dari benjolan permanen, yaitu pedisel. Pada kijang Muntiacus spp. Berjalan dengan kepala merendah, punggung agak melengkung dan kaki belakangnya tinggi, mengangkat tinggi kakinya dari permukaan tanah setiap kali melangkah. Rusa Cervus spp. Berjalan dengan kepala terangkat tinggi dan punggung cukup lurus. Jantan dewasa kedua jenis ini mempunyai gigi taring atas panjang yang menonjol keluar dari bibir dan longgar dalam rongganya.
Suku bovidae beranggotakan sapi, kerbau, kambing, dan domba. Semua dicirikan oleh tanduk yang tidak pernah tanggal dan terus tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Banteng Bos javanicus adalah satu-satunya jenis hidup liar di hutan.
Rodentia merupakan bangsa bajing, landak, dan tikus besar. Rodentia dapat dikenali melalui susunan giginya; gigi serinya besar, bengkok, dan berbentuk seperti pahat pada rahang atas dan bawah; gigi taring tidak ada, dan terdapat diastema yang lebar sebelum gigi geraham. Rodentia mempunyai beberapa suku, yaitu : Sciuridae (bajing), Muridae (tikus besar dan mencit) dan Hystricidae (landak).
Sciuridae merupakan salah satu ordo bajing. Bajing mempunyai banyak spesies dan mempunyai anak suku Sciurinae (Bajing pohon dam bajing tanah), dan petauristinae (Bajing terbang). Beberapa bajing terlihat sangat mirip, tetapi biasanya dapat diidentifikasi melalui perbedaan pola warna jika binatang ini terlihat jelas. Namun, kondisi ideal untuk menlihat bajing jarang sekali, dan banyak bajing tanah yang hanya terlihat sepintas dalam cahaya yang suram, sedangkan bajing pohon sering tersamar oleh dedaunanatau seperti bayangan di langit. Teropong (binokular)sangat membantu untuk melihat bajing dan ada jenis tertentu.
Suku Muridae terdiri dari tikus dan mencil. Tikus dan mencit terdaoat hampir sama. Perbedaan antara tikur dan mencit tidak dapat dijelaskan secara zoologis. Secar umum, tikus besar (marga Rattus dan kerabatnya) berukuran lebih besar, sedangkan mencit mempunyai ukuran lebih kecil, tetapi tikus yang terkecil hanya sedikit lebih besar dari pada mencit yang terbesar.
Landak berukuran lebih besar dan lebih kekar dari pada bajing atau tikus, dengan rambut jarum keras yang khas menutupi hampir sebagian besar tubuh bagian atas. Gigi seri dan gigi geraham belakang besar dan kuat.
Proboscidae mempunyai suku elephantidae (gajah). Ada dua jenis gajah yang masih hidup, yaitu : yang lebih besar hidup di afrika, sedangkan yang lebih kecil sekarang terbatas hanya di daerah-daerah yang tersebar di asia. Ada dua bentuk gigi : gading dan gigi geraham. Gajah asia mempunyai enam set yang masing-masing terdiri dari empat gigi geraham selama hidupnya, tetapi hanya satu set pada suatu waktu akan tanggal jika tidak berfungsi lagi. Set terakhir muncul pada umur sekitar empat puluh tahun.
HERBIVORA
Herbivora merupakan satwa yang pemakan tumbuhan, baik daun, kulit kayu, batang, maupun akar.Perusakan habitat mengakibatkan populasi satwa herbivora dapat menurun. Selama rusaknya habitat akan mendorong semakin menurunnya populasi satwa herbivora. Hal tersebut telah mengakibatkan kondisi yang sangat kritis baik habitat dan maupun populasi herbivora. Cakupan satwa herbivora yang dipelajari meliputi ordo ungulata. Ungulata (hewan berkuku) adalah beberapa kelompok mamalia yang menggunakan ujung kuku untuk menahan berat badannya sewaktu bergerak. Kelompok ini terdiri dari beberapa ordo, yaitu : Perissodactila, Artiodactyla, Rodentia, dan Proboscidea.